kwangmin


Jumat, 12 Juni 2015

Kilas cerita



Dongeng Rapunzel



Suatu ketika tersebutlah pasangan suami istri yang sangat mendambakan seorang anak. Rasa sedih dan sepi selalu menyelimuti mereka saat itu. Tapi sekian lama berlalu, sang istri pun menunjukan tanda bahwa di hamil. Mereka pun sangat senang akan hal itu.
Tapi kesenangan mereka tidak bertahan lama. Sang istri jatuh sakit. Sang suami pun bingung karena tidak ada obat atau orang yang bias menyembuhkannya. Tapi tiba-tiba ada seorang wanita tua yang menyarankan untuk memakan bunga rampion yang hanya tumbuh di balik bukit. Akhirnya sang suami pun pergi untuk mengambil bunga tersebut untuk dijadikan obat untuk istrinya. Ternyata tempat dimana bunga tersebut tumbuh merupakan wilayah dari seorang penyihir jahat. Sang suami pun tidak mempuyai pilihan lain, jika dia tidak mendapatkan bunga tersebut istrinya akan meninggal. Dia akhirnya memberanikan diri untuk mengambil bunga tersebut. Tapi sayang usahanya gagal, penyihir jahat pemilik kebun dimana bunga rampion itu tumbuh memergoki sang suami yang sedang mencuri bunga dikebunya.
"Berani sekali kamu, mencuri bunga di kebun kesayangan ku!!!" Kata sang penyihir murka.  "Ku mohon ampunilah saya. Istri saya sedang mengandung dan sekarang sedang jatuh sakit, hanya bunga rampion ini lah yang bisa menyembuhkannnya." Sang suami memohon.
"Hahahahahha... Hahahahah... Hahahahah..." tiba-tiba sang penyihir tersebut tertawa, sambil mengatakan "Kamu boleh membawa bunga rampion dari kebun ku sebanyak yang kamu butuhkan, dan saya juga memaafkan atas tidakkan mu ini. Tapi dengan satu syarat, kamu harus menyerahkan anak yang kelak lahir kepada ku. Tenang saja, saya akan memperlakukan anak itu seperti anak ku sendiri" Kata sang penyihir.
Sang suami pun bingung, akhirnya dia memilih untuk menyetujui syarat tersebut untuk keselamatan istri, dirinya sendiri dan anak yang kelak lahir. Dan ketika bayinya lahir, sang penyihir pun muncul dan memberi bayi tersebut nama Rapunzel dan mengambilnya dari pelukan orang tuanya.
Rapunzel tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik. Ketika dia berumur 12 tahun, sang penyihir mengurungnya di sebuah menara di tengah hutan. Menara tersebut tidak memiliki tangga atau pintu, hanya sebuah jenela kecil di bagian atas menara. Dan ketika sang penyihir datang berkunjung, dia memerintahkan Rapunzel untuk menurunkan rambutnya.
Rapunzel dikaruniai rambut yang sangat cantik, panjang dan berkilau seperti emas. Rapunzel harus menurukan rambutnya tersebut melalui jendela ke bawah dan dengan rambut Rapunzel itu lah sang penyihir bisa naik ke atas menara.
Setelah beberapa tahun hidup dalam menara, seorang pangeran tampan yang sedang berburu di hutan tanpa sengaja mendengar nyanyian merdu yang berasal dari menara tersebut. Dia mencoba mencari tahu dan ingin masuk ke dalam menara tersebut tapi dai tidak menemukan pintu atau tangga untuk naik ke atas. Sang pangeran pun putus asa dan memutuskan untuk pulang. Tapi nyanyian yang dia dengar menyentuh hatinya. Oleh karena itu setiap hari dia pergi ke hutan dan mendengarnya. Suatu waktu dia melihat seorang penyihir datang ke menara tersebut dan berkata: "Rapunzel, Rapunzel,, Ulurkan rambutmu ke bawah untuk saya." Seperti biasa Rapunzel pun menurunkan rambutnya untuk penyihir tersebut naik ke atas. Keesokan harinya, sang pangeran pun datang dan mecoba cara yang sama seperti yang si penyihir itu lakukan. Dia berkata "Rapunzel, Rapunzel,, Ulurkan rambutmu ke bawah untuk saya."  Berhasi! Rambut Rapunzel pun jatuh kebawah dan sang pangeran pun memanjat ke atas.
Rapuzel pun terkejut dan takut ketika ternyata sang pangeranlah yang naik ke atas. Rapunzel belum pernah bertemu dengan orang selain si penyihir. Tapi tutur kata sang pangeran yang halus dan sifatnya yang bersahabat, rasa takut Rapunzel pun hilang. Sang pangeran pun menceritakan kenpa dia sampai berani masuk ke menara tersebut. Rapunzel sangat terkejut saat kemudian sang pangeran memintanya untuk menikah dengannya. Dan Rapunzel pun berkata iya.
"Saya akan pergi bersama kamu, tapi saya tidak tahu bagaimana keluar dari sini. Bawakan saya sebuah gulungan sutra setiap kamu datang. Dan aku akan menenun tali dari sutra tersebut. Ketika tali itu sudah siap, saya akan turun dan bawa aku ke istana."
Mereka pun setuju dan meminta sang pangeran untuk datang malam hari karena sang penyihir akan datang di siang hari. Tapi suatu ketika, ketika sang penyihir memanjat ke atas, Rapunzel mengira itu merupakan sang pangeran yang dia sayangi. "Pangeran ku sayang, kenapa kamu begitu berat hari ini?" Rapunzel berkata. "Pangeran???" sang penyihir terkejut. "Saya kira, saya sudah memisahkan mu dari dunia luar. Ternyata saya salah." Kata sang penyihir dengan marah.
Dengan murka sang penyihir mengambil gunting dan munggunting rambut panjang Rapuzel dan membuang Rapuzel ke gurun pasir. Kemudian sang penyihir mengikatkan rambut Rapunzel di jendela untuk mencari tahu siapa orang yang mengunjungi Rapunzel setiap hari. Benar saja sang pangeran pun datang, sang penyihir pun menurunkan rambut Rapunzel yang telah dipotong tersebut. Ketika sang pangeran naik ke atas, dia terkejut, bukan Rapunzel yang dia temukan malah penyihir jahat yang ada. "Ahhha..Rapunzel telah pergi. Kamu tidak akan pernah menjumpainya lagi untuk selamanya." Kata penyihir dengan jahat.
Sang pangeran sedih dan merasa putus asa. Akhirnya dia melompat dari menara untuk lari dari penyihir tersebut. Tapi sayang, duri menusuk ke dua matanya ketika jatuh. Sang pangeran pun menjadi buta. Dia merasa terluka dan berjalan tak tentu arah meratapi nasibnya yang kehilangan wanita yang dia cintai. Sekian lama berjalan tak tentu arah, samapi membawanya ke gurun pasir dimana Rapunzel di buang. Di situlah sang pangeran mendengar nyanyian merdu yang tidak akan pernah dilupakannya. Ya, nyanyian merdu itu milik kekasihnya, Rapuzel.
Mereka berdua pun akhirnya dipertemukan kembali. Rapuzel tidak berhenti-hentinya menangis, kondisi pangeran yang dia cintai penuh luka dan buta. Keajaiban pun terjadi, air mata Rapunzel menetes ke mata sang pangeran, dan dengan ajaibnya ke dua mata sang pangeran membuka dan bisa melihat kembali. Sang pangeran pun membawa Rapuzel pulang ke istana dan mereka berdua hidup bahagia untuk selamanya.Bottom of Form

Puisiku



                             Tikus beringas

Oleh: Sri Utami (2015)

Memanen tapi tidak menanam
Kabur tanpa buntut
Menghilang tapi meninggalkan bau kentut
Bagai jalangkung jalangsat
Datang kapan saja, lalu tiba-tiba sirna
Merayap diam-diam,  jelalatan
Hanya perangkap yang bias menangkap tikus-tikus yang beringas
Perangkap racun yang biasanya di siapkan petani
Sehingga tikus-tikus itu inallilahi
          Akan tetapi ini ironi
          Entah perangkap apa yang bias mematikan tikus-tikus ini
          Tikus tikus berdasi
          Tikus-tikus yang duduk di kursi
Hanya sang ilahi yang tau pasti !